Nama : Fajar Armando N.
Kelas : 2SA02
NPM : 12611627
http://www.gunadarma.ac.id
EMOSI
A.
Pengertian
Emosi
Emosi
adalah keadaan dimana seseorang menerima rangsangan dari luar, baik rangsangan
itu negatif maupun positif. Rangsangan positif maksudnya adalah rangsangan yang
membuat hati seseorang itu senang, sedangkan negatif maksudnya adalah
rangsangan yang membuat seseorang itu merasa sedih atau marah. Kadang emosi
sedih bisa juga dikaitkan dengan emosi yang berasal dari rangsangan positif.
Banyak orang menganggap
emosi itu adalah sikap seseorang yang muncul ketika orang itu sedang marah.
Namun kenyataannya tidak, emosi memiliki berbagai macam jenis, marah, sedih,
senang, bingung, itu semua termasuk dari emosi. Yang membedakan adalah
bagaimana cara mereka mengungkapkan rasa emosi itu. Dan emosi itu terjadi
sesuai dengan keadaan yang sedang orang itu alami. Sikap – sikap yang
dikeluarkan juga berbeda – beda. Definisi setiap orang tentang emosi itu
berbeda – beda, oleh karena itu hal ini menjelaskan bahwa emosi adalah sebuah
fenomena yang sangat kompleks. Namun demikian, semuanya tetap ada benang
merahnya. Ada lima benang merah diantara definisi emosi, yakni emosi dipicu
oleh interpretasi seseorang terhadap suatu kejadian, adanya reaksi fisiologis
yang kuat, ekspresi emosionalnya berdasarkan pada mekanisme genetika, merupakan
informasi dari satu orang ke yang lainnya, dan membantu seseorang beradaptasi
terhadap perubahan situasi lingkungan.
·
Emosi dipicu oleh interpretasi terhadap suatu kejadian. Emosi
ini muncul ketika anda mengalami suatu kejadian. Misalnya, ketika anda sedang
mengerjakan tugas kuliah, dan anda
mendapatkan nilai yang memuaskan, anda akan mengeluarkan emosi senang, atau
sedih karena anda merasa bangga pada diri anda sendiri. Atau mungkin anda
mendapatkan nilai yang tidak sesuai dengan kerja keras yang anda telah lakukan,
anda akan menunjukan sikap emosi baik itu marah, ataupun kecewa. Oleh karena
itu definisi ini merupakan definisi dari emosi yang sangat umum.
·
Reaksi fisiologis yang kuat. Emosi muncul disertai adanya
reaksi fisiologis yang cukup untuk membuat Anda menyadari adanya perbedaan
dalam diri Anda. Misalnya detak jantung meningkat cepat, tangan gemetar, ingin
kabur, dan sebagainya.
·
Ekspresi emosionalnya berdasarkan pada mekanisme genetika.
Artinya, semua orang memiliki kemiripan dalam mengekspresikan emosi. Baik itu
emosi senang, sedih, marah, semua orang memiliki ekspresi yang sama. Pria –
perempuan, hitam – putih, indonesia – dengan negara – negara lain, semua
memiliki ekspresi yang sama.
·
Emosi merupakan informasi dari satu orang ke yang lainnya.
Melalui emosi, seseorang menyampaikan maksud pada orang lain. Takut yang
dialami seseorang sebagai informasi bahwa ia tidak mau melakukan sesuatu. Marah
yang dialami merupakan informasi bahwa ia tidak suka diperlakukan seperti
perlakuan yang sudah diterimanya. Pendek kata, melalui emosi kita tahu apa yang
telah terjadi.
·
Emosi membantu adaptasi terhadap perubahan situasi lingkungan.
Bayangkan jika manusia tidak merasa takut terjun ke dalam jurang. Maka, mungkin
kematian manusia adalah hal yang biasa terjadi. Karena adanya takut, maka
manusia berupaya menyiasati adanya jurang, mungkin membuat jembatan, membuat
pagar pembatas, atau menjauhinya.
Kemunculan emosi biasanya
spontan, tidak disadari dan tanpa diniatkan. Tiba-tiba saja Anda mengalami
emosi tertentu. Anda baru sadar mengalami sebuah emosi setelah emosi itu Anda
alami. Misalnya Anda bertemu orang asing, maka spontan saja Anda mengalami
emosi. Anda tidak akan bisa meniatkan untuk mengalami emosi tertentu. Karena
emosi adalah sikap yang terjadi bukan karena dibuat – buat, tapi bukan berarti
anda tidak bisa melakukan emosi dengan sengaja atau dibuat – buat. Contohnya,
ketika seorang aktor memerankan suatu peran, dimana peran itu mengharuskan dia
menangis, marah, kesal, senang, terkejut, dan lain – lain, mereka melakukan
emosi dengan sengaja atau dibuat – buat. Namun melakukan hal ini sangat susah,
dan tidak semua orang bisa melakukan hal ini tanpa berlatih.
B. Manfaat Emosi
Coba bayangkan bila Tuhan tidak menciptakan emosi dalam
kehidupan, mungkin kehidupan manusia akan terasa hambar. Pasti kehidupan
manusia akan tidak berarti atau bahkan manusia tidak akan hidup lebih lama di
dunia. Emosi mempunyai peran penting dan sangat bermanfaat bagi hidup manusia.
Manfaat emosi bagi manusia antara lain :
·
Energizer (Pembangkit Energi)
Ingatlah pada bangsa indonesia ketika dijajah belanda, rakyat indonesia marah sehingga menimbulkan semangat dan keberanian untuk melawan dan mengusir penjajah. Hanya dengan bambu runcing berani melawan musuh yang bersenjata meriam. Mereka tidak mengenal kata menyerah atau pantang mundur. Semangat terus menggelora, perjuangannya sampai titik darah penghabisan. Sebaliknya bila kita sedih, kita akan merasakan hari-hari suram dan hampir tidak ada energi.
Ingatlah pada bangsa indonesia ketika dijajah belanda, rakyat indonesia marah sehingga menimbulkan semangat dan keberanian untuk melawan dan mengusir penjajah. Hanya dengan bambu runcing berani melawan musuh yang bersenjata meriam. Mereka tidak mengenal kata menyerah atau pantang mundur. Semangat terus menggelora, perjuangannya sampai titik darah penghabisan. Sebaliknya bila kita sedih, kita akan merasakan hari-hari suram dan hampir tidak ada energi.
·
Messenger (Pembawa Pesan)
Kita mungkin tidak akan tertawa terbahak-bahak di depan teman yang sedang menunjukkan wajah cemberut apalagi air mata menetes. Petunjuk fisik ini cukup memberikan pesan pada kita bahwa teman kita sedang sedih, atau misalnya kamu melihat teman tersenyum lebar pada saat pengumuman hasil ujian. Dapat kamu pastikan bahwa ia lulus dalam ujian atau bahkan mendapat nilai memuaskan.
Kita mungkin tidak akan tertawa terbahak-bahak di depan teman yang sedang menunjukkan wajah cemberut apalagi air mata menetes. Petunjuk fisik ini cukup memberikan pesan pada kita bahwa teman kita sedang sedih, atau misalnya kamu melihat teman tersenyum lebar pada saat pengumuman hasil ujian. Dapat kamu pastikan bahwa ia lulus dalam ujian atau bahkan mendapat nilai memuaskan.
·
Reinforcer (Penguat)
Informasi atau pesan yang disampaikan, misalkan kamu mengatakan saya tidak suka dengan kata-katamu, dengan kata, nada yang bisa seperti membaca majalah atau koran. Bandingkan bila kamu mengatakan dengan tangan mengepal dan diliputi rasa marah “saya tidak suka dengan kata-katamu!” sangat berbeda bukan pesan yang tertangkap? Perbedaannya terletak pada reaksi emosi yang diberikan. Inilah yang dimaksud dengan emosi mempertegas atau penguat pesan yang ingin disampaikan.
Informasi atau pesan yang disampaikan, misalkan kamu mengatakan saya tidak suka dengan kata-katamu, dengan kata, nada yang bisa seperti membaca majalah atau koran. Bandingkan bila kamu mengatakan dengan tangan mengepal dan diliputi rasa marah “saya tidak suka dengan kata-katamu!” sangat berbeda bukan pesan yang tertangkap? Perbedaannya terletak pada reaksi emosi yang diberikan. Inilah yang dimaksud dengan emosi mempertegas atau penguat pesan yang ingin disampaikan.
·
Balancer (Penyeimbang) Kehidupan
Ketika kamu sedih karena kehilangan orang yang kamu cintai, kamu akan menangis. Tangis akan memberi perasaan lega atau bila kamu menyaksikan adegan lucu di TV kamu akan tertawa terbahak-bahak. Gelak tawa akan memberikan kelegaan bagi kamu.
Ketika kamu sedih karena kehilangan orang yang kamu cintai, kamu akan menangis. Tangis akan memberi perasaan lega atau bila kamu menyaksikan adegan lucu di TV kamu akan tertawa terbahak-bahak. Gelak tawa akan memberikan kelegaan bagi kamu.
C. Pengendalian Emosi
Manusia adalah makhluk yang
memiliki akal dan pikiran. Semua yang manusia lakukan berawal dari akal dan
pikiran mereka. Seseorang yang tidak memiliki akal dan pikiran tentu saja tidak
normal, dan biasa disebut tidak waras atau gila. Keterkaitan hal ini dengan
emosi adalah emosi terjadi karena orang tersebut berpikir. Mereka merasa takut
ketika mereka berpikir hal tersebut menakutkan, mereka marah ketika hal
terssebut membuat mereka kesal, mereka merasa senang ketika hal tersebut
membuat mereka senang, dan begitu seterusnya.Semua emosi terjadi bagaimana kita berpikir. Dari kita berpikir ini, kita bisa melakukan emosi yang positif dan emosi yang negatif. Oleh karena itu, diperlukannya pengendalian emosi. Contohnya, ketika kita melakukan kesalahan yang sama dengan orang lain, kita bisa memaafkan diri kita sendiri, sedangkan kita tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain. Disini kita harus bisa mengendalikan emosi kita, emosi yang dimaksud dalam hal ini adalah keegoisan. Kita bisa mengendalikan emosi ini dengan mengintrospeksi diri kita sendiri. Caranya adalah menyalahkan diri sendiri atas apa yang telah kita lakukan. Jika anda bisa melakukan hal ini, maka anda tidak akan sempat melihat kesalahan orang lain, semakin banyak anda menyalahkan diri anda, mengkritik diri anda, dalam kejadian ini berarti anda telah melakukan pengendalian emosi. Pengendalian emosi memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Kuncinya adalah tidak putus asa. Jika anda berhasil mengendalikan emosi anda, anda tidak akan meledak-ledak ketika anda marah, atau kecewa ketika anda gagal. Tekadkan pengendalian emosi ini terus menerus untuk masa depan yang cemerlang. Jika anda benar – benar bisa mengintrospeksi diri anda, memperbaiki kesalahan anda, bisa saja anda tidak akan pernah mengulangi kesalahan – kesalahan yang pernah anda lakukan, dan memperbaikinya menjadi suatu keberhasilan. Jadi emosi itu adalah sifat yang harus bisa kita kendalikan ke arah yang postif.
Para ahli juga menyatakan pengendalian
emosi dapat dilakukan dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap Kesadaran Emosi
1. Tahap Kesadaran Emosi
Tahap menyadari emosi yang dialami, ciri-ciri orang yang menyadari emosi yang dialami, dapat mendeskripsikan emosi, mengetahui penyebab munculnya emosi, mengetahui reaksi tubuh, mengetahui pengaruh emosi bagi dirinya.
2. Tahap Pengelolaan emosi
Tahap
untuk mengetahui apa dibalik emosi dan cara mengatasinya. Ciri-ciri orang yang
dapat mengelola emosi dapat bersikap tenang dan berfikir sebelum bertindak,
dapat melihat situasi dengan pandangan yang lebih positif, mempunyai banyak
cara untuk meredakan emosi.
Adapun contoh pengendalian emosi, seperti setiap tindakan harus didasarkan pada akal sehat, berfikir tentang akibat negatif yang mungkin terjadi, berusaha untuk memaafkan kesalahan orang lain. Pengendalian emosi, bukan berarti hanya meredam rasa tertekan atau menahan gejolak emosi, akan tetapi juga bisa berarti dengan sengaja menghayati suatu emosi, termasuk yang tidak menyenangkan. Pengendalian emosi tidak sama dengan pengendalian berlebihan, yaitu penyangkalan semua perasaan dan spontanitas. Bahkan kendali diri yang berlebihan dapat mendatangkan kerugian bagi fisik maupun mental. Orang yang mematikan perasaan negatif yang kuat yang menyebabkan meningkatkan denyut jantung, sekaligus naiknya tekanan darah. Apabila penekanan emosi seperti ini menjadi kronis, kemampuan berfikir menjadi rusak, terganggunya hubungan sosial.
Adapun contoh pengendalian emosi, seperti setiap tindakan harus didasarkan pada akal sehat, berfikir tentang akibat negatif yang mungkin terjadi, berusaha untuk memaafkan kesalahan orang lain. Pengendalian emosi, bukan berarti hanya meredam rasa tertekan atau menahan gejolak emosi, akan tetapi juga bisa berarti dengan sengaja menghayati suatu emosi, termasuk yang tidak menyenangkan. Pengendalian emosi tidak sama dengan pengendalian berlebihan, yaitu penyangkalan semua perasaan dan spontanitas. Bahkan kendali diri yang berlebihan dapat mendatangkan kerugian bagi fisik maupun mental. Orang yang mematikan perasaan negatif yang kuat yang menyebabkan meningkatkan denyut jantung, sekaligus naiknya tekanan darah. Apabila penekanan emosi seperti ini menjadi kronis, kemampuan berfikir menjadi rusak, terganggunya hubungan sosial.
D. Teori Emosi
1. Teori James-Lange
Emosi yang dirasakan adalah
persepsi tentang perubahan tubuh. Salah satu dari teori paling awal dalam emosi
dengan ringkas dinyatakan oleh Psikolog Amerika William James: “Kita merasa
sedih karena kita menangis, marah karena kita menyerang, takut karena kita
gemetar”.Teori ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh James dan psikolog Eropa yaitu Carl Lange, yang membelokkan gagasan umum tentang emosi dari dalam ke luar. Diusulkan serangkaian kejadian dalam keadaan emosi:
(1) kita menerima situasi yang akan menghasilkan emosi,
(2) kita bereaksi ke situasi tersebut,
(3) kita memperhatikan reaksi kita.
Persepsi kita terhadap reaksi itu adalah dasar untuk emosi yang kita alami. Sehingga pengalaman emosi – emosi yang dirasakan – terjadi setelah perubahan tubuh; perubahan tubuh (perubahan internal dalam sistem syaraf otomatis atau gerakan dari tubuh) memunculkan pengalaman emosional.
Agar teori ini berfungsi, harus ada suatu perbedaan antara perubahan internal dan eksternal tubuh untuk setiap emosi, dan individu harus dapat menerima mereka. Di samping ada bukti perbedaan pola respon tubuh dalam emosi tertentu, khususnya dalam emosi yang lebih halus dan kurang intens, persepsi kita terhadap perubahan internal tidak terlalu teliti.
2. Teori Cannon-Bard
Emosi
yang dirasakan dan respon tubuh adalah kejadian yang berdiri sendiri-sendiri.
Di tahun I920-an, teori lain tentang hubungan antara keadaan tubuh dan emosi
yang dirasakan diajukan oleh Walter Cannon, berdasarkan pendekatan pada riset
emosi yang dilakukan oleh Philip Bard. Teori Cannon-Bard menyatakan bahwa emosi
yang dirasakan dan reaksi tubuh dalam emosi tidak tergantung satu sarna lain,
keduanya dicetuskan secara bergantian. Menurut teori ini, kita pertama kali
menerima emosi potensial yang dihasilkan dari dunia luar; kemudian daerah otak
yang lebih rendah, seperti hipothalamus diaktifkan. Otak yang lebih rendah ini
kemudian mengirim output dalam dua arah:
(1) Ke organ-organ tubuh dalam dan otot-otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi emosi
(1) Ke organ-organ tubuh dalam dan otot-otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi emosi
tubuh,
(2) Ke korteks cerebral, dimana pola buangan dari daerah otak lebih rendah diterima sebagai
(2) Ke korteks cerebral, dimana pola buangan dari daerah otak lebih rendah diterima sebagai
emosi yang dirasakan.
Kebalikan dengan teori James-Lange, teori ini menyatakan bahwa reaksi tubuh dan emosi yang dirasakan berdiri sendiri-sendiri dalam arti reaksi tubuh tidak berdasarkan pada emosi yang dirasakan karena meskipun kita tahu bahwa hipothalamus dan daerah otak di bagian lebih bawah terlibat dalam ekspresi emosi, tetapi kita tetap masih tidak yakin apakah persepsi tentang kegiatan otak lebih bawah ini adalah dasar dari emosi yang dirasakan.
E. Kesimpulan
Dari sini dapat dipahami bahwasanya
emosi tidak sekedar luapan marah tetapi marah memang merupakan salah satu dari
definisi dari emosi sendiri karena emosi bisa meliputi perasaan senang, sedih,
suka, benci, dsb. Kemudian tingkat emosi masing-masing orang berbeda. Kepada
siapapun sebaiknya dapat mengendalikan emosi dan tunjukkan emosi sebatas wajar
dan janganlah berlebihan karena kita hidup dalam lingkungan yang melibatkan
banyak pihak sehingga harus memperhatikan kita berada dimana dan dengan siapa
kita berinteraksi.
*referensi
:
Lahey,
Benjamin B. 2007. Psychology: An Introduction, 9th Edition. New York:
McGraw-Hill.
http://chaqi-zahwa.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar