Nama : Fajar Armando N
Kelas : 2SA02
NPM : 12611627
www.gunadarma.ac.id
Kewirausahaan
Pengertian Kewirausahaan
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup
mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia
bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan
kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
Kewirausahaan meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau
kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang
memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah
dicapainya.
Dari waktu-ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggi selalu mencari
peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan
berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang
dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang
dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri
sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan
pribadinya, keluarganya, msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak
diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang
lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain,
kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya.
Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur,
yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between. Pada
abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang
actor yang memimpin proyek produksi, Konsep wirausaha secara lengkap
dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem
ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang
tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru atau pun
yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang
yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk
memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi
semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang
dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering
digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.
Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi
wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new
business in the face of risk and uncertainty for the perpose of achieving
profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary
resourses to capitalize on those opportunuties”.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha
baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah
suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang
terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi
kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari
seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun
kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam
berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan
pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui
berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi
tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak
seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia
nyata secara kreatif.
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut
( Suryana,2003 : 13), yaitu :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikandasarsumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
(start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro,
1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai
lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru
untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat
didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and
different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk
menghadapi risiko.
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang
mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya
sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain
dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang
mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai
kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok
(1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut
maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang
terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi
usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997)
Sejalan dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) mendefinisikan:
“Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan
tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri
sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan
selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik,
serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan
cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas
dan inovasi serta kemampuan manajemen.”
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
1. Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena
adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut
Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu
nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai
kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.
Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang
dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan
pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan
keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan
akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs). Menurut Teori Herzberg, ada
dua faktor motivasi, yaitu:
-Faktor pendorong
-Faktor pemelihara
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha
yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut
(Suryana, 2003 : 33-34)
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty). Jika
tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan,
tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan
pencapaian keberhasilan sangat rendah.
Motivasi (Motivation) berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti to
move atau menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5), sedangkan Suriasumantri
(hal.92) berpendapat, motivasi merupakan dorongan, hasrat, atau kebutuhan
seseorang. Motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan
berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi
energi (semangat) dan menguatkan perilaku seseorang. Secara umum motif sama
dengan drive.
Beck (1990: 19), berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan “drive” sama
seperti sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme untuk membawa dan
mengarahkan perilaku seseorang.
Sejalan dengan itu, berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler, 1991: 452) ada
dua lokus penyebab seseorang berhasil atau berprestasi. Lokus penyebab
instrinsik mencakup (1) kemampuan, (2) usaha, dan (3) suasana hati (mood),
seperti kelelahan dan kesehatan. Lokus penyebab ekstrinsik meliputi (1) sukar
tidaknya tugas, (2) nasib baik (keberuntungan), dan (3) pertolongan orang lain.
Motivasi berprestasi mengandung dua aspek, yaitu (1) mencirikan ketahanan dan
suatu ketakutan akan kegagalan dan (2) meningkatkan usaha keras yang berguna
dan mengharapkan akan keberhasilan (McClelland, 1976: 74-75).
Namun, Travers (1982:435) mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam
motivasi berprestasi, yaitu mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator dalam
motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila
dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi
berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan).
Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi berprestasi dalam penelitian ini
adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam diri yang
mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai prestasi belajar yang
diharapkan.
2. Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan
lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha
memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa
depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena
memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk
berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada.
Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif
harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan.
Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa
dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari
suatu peluang.
2. Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan
lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha
memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa
depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena
memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk
berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada.
Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif
harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan.
Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan
karya yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu
peluang.
3 Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru
dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru
(thinking new thing), oleh karena itu enurutnya kewirausahaan adalah berfikir
dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan
cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24)
dengan judul buku “Entrepreneurship And The New Venture Formation”,
mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat
sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu
kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating
something from nothing). Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas
dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan (inovation isthe ability to apply creative solutions to
those problems ang opportunities to enhance or to enrich people’s live).
“Sometimes creativity involves generating something from nothing. However,
creativity is more likely to result in colaborating on the present, in putting
old things together in the new ways, or in taking something away to create
something simpler or better”. Dari definisi diatas, kreativitas mengandung
pengertian, yaitu :
1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.
3. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.
Menurut Zimmerer(1996:7), “creativity ideas often arise when entrepreuneurs
look at something old and think something new or different”. Ide-ide
kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan
berpikir sesuatu baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah
nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from
nothing). Rahasia kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai tambah barang
dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan
masalah dan meraih peluang yang dihadapi tiap hari (applying creativity and
inovation to solve the problems and to exploit opportunities that people face
every day). Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah.
Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu
melahirkan inovasi. Menurut Zimmerer ada tujuh langkah proses berpikir kreatif
dalam kewirausahaan, yaitu:
Tahap 1: Persiapan (Preparation)
Tahap 2: Penyelidikan (Investigation)
Tahap 3: Transformasi (Transpormation)
Tahap 4: Penetasan (Incubation)
Tahap 5: Penerangan (Illumination)
Tahap 6: Pengujian (Verification)
Tahap 7: Implementasi (Implementation)
4 Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang
dibayangkan banyak orang, karena setiap orang dalam belajar berwirausaha.
Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak
berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang
apapun, yakni: pertama, obstacle (hambatan); kedua, hardship (kesulitan);
ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya
kewirausahaan dalam batas tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup
banyak alasan untuk mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang memiliki
cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas
hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam “intuisi” yang mendorong
manusia normal untuk bekerja dan berusaha. “Intuisi” ini berkaitan dengan salah
satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif. Karena manusia
merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain, dianugerahi daya
imajinasi kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu
dapat diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dengan berpikir, ia
dapat mencari jawabanjawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penting seperti:
Dari manakah aku berasal? Dimanakah aku saat ini? Dan kemanakah aku akan pergi?
Serta apakah yang akan aku wariskan kepada dunia ini?
Dalam buku Berwirausaha Dari Nol telah dapat disampaikan bahwa mereka:
1. digerakkan oleh ide dan impian,
2. lebih mengandalkan kreativitas,
3. menunjukkan keberanian,
4. percaya pada hoki, tapi lebih
percaya pada usaha nyata,
5. melihat masalah sebagai peluang,
6. memilih usaha sesuai hobi dan
minat,
7. mulai dengan modal seadanya,
8. senang mencoba hal baru,
9. selalu bangkit dari kegagalan,
dan
10. tak mengandalkan gelar
akademis.
Sepuluh kiat sukses itu pada
dasarnya sederhana, tidak memerlukan orang-orang yang luar biasa. Orang dengan
IQ tinggi, sedang, sampai rendah dapat (belajar) melakukannya.
5. Selalu Komitmen dalam
Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki
jiwa komitmen dalam usahanya
dan tekad yang bulat didalam
mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam
menjalankan usaha tersebut
seorang wirausaha yang sukses terus
memiliki tekad yang mengebu-gebu
dan menyala-nyala (semangat tinggi)
dalam mengembangkan usahanya,
ia tidak setengah-setengah dalam
berusaha, berani menanggung resiko,
bekerja keras, dan tidak takut
menghadapi peluang-peluang yang ada
dipasar. Tanpa usaha yang
sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang
digelutinya maka wirausaha sehebat
apapun pasti menemui jalan
kegagalan dalam usahanya. Oleh
karena itu penting sekali bagi seorang
wirausaha untuk komit terhadap
usaha dan pekerjaannya.
6 Mandiri atau Tidak
Ketergantuangan
Sesuai dengan inti dari jiwa
kewirausahaan yaitu kemampuan
untuk menciptakan seuatu yang baru
dan berbeda (create new and
different) melaui berpikir kreatif
dan bertindak inovatif untuk
menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup, maka
seorang wirausaha harus mempunyai
kemampuan kreatif didalam
mengembangkangkan ide dan pikiranya
terutama didalam menciptakan
peluang usaha didalam dirinya, dia
dapat mandiri menjalankan usaha
yang digelutinya tanpa harus
bergantung pada orang lain, seorang
wirausaha harus dituntut untuk
selalu menciptakan hal yang baru
dengan jalan mengkombinasikan
sumber-sumber yang ada disekitarnya,
mengembangkan teknologi baru,
menemukan pengetahuan baru,
menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa yang baru
yang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen.
7 Berani Menghadapi
Risiko
Richard Cantillon, orang pertama
yang menggunakan istilah
entrepreneur di awal abad ke-18,
mengatakan bahwa wirausaha adalah
seseorang yang menanggung risiko.
Wirausaha dalam mengambil
tindakan hendaknya tidak didasari
oleh spekulasi, melainkan perhitungan
yang matang. Ia berani mengambil
risiko terhadap pekerjaannya karena
sudah diperhitungkan. Oleh sebab
itu, wirausaha selalu berani mengambil
risiko yang moderat, artinya risiko
yang diambil tidak terlalu tinggi dan
tidak terlalu rendah. Keberanian
menghadapi risiko yang didukung
komitmen yang kuat, mendorong
wirausaha untuk terus berjuang mencari
peluang sampai memperoleh hasil.
Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan
objektif, dan merupakan umpan balik
(feedback) bagi kelancaran
kegiatannya (Suryana, 2003 :
14-15).
Kemauan dan kemampuan untuk
mengambil risiko merupakan
salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau
mengambil risiko akan sukar memulai
atau berinisiatif. Menurut Angelita S.
Bajaro, “seorang wirausaha yang
berani menanggung risiko adalah orang
yang selalu ingin jadi pemenang dan
memenangkan dengan cara yang
baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam
Suryana, 2003 : 21). Wirausaha adalah
orang yang lebih menyukai
usaha-usaha yang lebih menantang untuk
lebih mencapai kesuksesan atau
kegagalan daripada usaha yang kurang
menantang. Oleh sebab itu,
wirausaha kurang menyukai risiko yang
terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Keberanian untuk menanggung risiko
yang menjadi nilai kewirausahaan
adalah pengambilan risiko yang penuh
dengan perhitungan dan realistis.
Kepuasan yang besar diperoleh apabila
berhasil dalam melaksanakan
tugas-tugasnya secara realistis. Wirausaha
menghindari situasi risiko yang
rendah karena tidak ada tantangan, dan
menjauhi situasi risiko yang tinggi
karena ingin berhasil.
8 Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu
tanggapan yang positif terhadap
peluang untuk memperoleh keuntungan
untuk diri sendiri dan atau
pelayanan yang lebih baik pada
pelanggan dan masyarakat, cara yang
etis dan produktif untuk mencapai
tujuan, serta sikap mental untuk
merealisasikan tanggapan yang
positif tersebut. Pengertian itu juga
menampung wirausaha yang pengusaha,
yang mengejar keuntungan
secara etis serta wirausaha yang
bukan pengusaha, termasuk yang
mengelola organisasi nirlaba yang
bertujuan untuk memberikan
pelayanan yang lebih baik bagi
pelanggan/masyarakat.
9 Memiliki Jiwa
Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil
selalu memiliki sifat
kepemimpinan, kepeloporan dan
keteladanan. Ia selalu ingin tampil
berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol.
Debgan menggunakan
kemampuan kreativitas dan inovasi,
ia selalu menampilkan barang dan
jasa-jasa yang dihasilkanya lebih
cepat, lebih dahulu dan segera berada
dipasar. Ia selalu menampilkan
produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik
dalam proses produksi maupun
prmasaran. Ia selalu memamfaatkan
perbedaan sebagai suatu yang
menambah nilai. Karena itu,
perbedaan bagi sesorang yang memiliki jiwa
kewirausahaan merupakan sumber
pembaharuan untuk menciptakan
nilai. Ia selalu ingin bergaul
untuk mencari peluang, terbuka untuk
menerima kritik dan saran yang
kemudian dijadikan peluang. Leadership
Ability adalah kemampuan dalam
kepemimpinan. Wirausaha yang
berhasil memiliki kemampuan untuk
menggunakan pengaruh tanpa
kekuatan (power), seorang pemimpin
harus memiliki taktik mediator dan
negotiator daripada diktaktor.
Semangat, perilaku dan kemampuan
wirausaha tentunya
bervariasi satu sama lain dan atas
dasar itu wirausaha dikelompokkan
menjadi tiga tingkatan yaitu:
Wirausaha andal, Wirausaha tangguh,
Wirausaha unggul. Wirausaha yang
perilaku dan kemampuannya lebih
menonjol dalam memobilisasi sumber
daya dan dana, serta
mentransformasikannya menjadi
output dan memasarkannya secara
efisien lazim disebut
Administrative Entrepreneur. Sebaliknya, wirausaha
yang perilaku dan kemampuannya
menonjol dalam kreativitas, inovasi
serta mengantisipasi dan menghadapi
resiko lazim disebut Innovative
Entrepreneur.
10 Memiliki Kemampuan
Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang
harus dimiliki seorang
wirausaha adalah kemampuan untuk
memanagerial usaha yang sedang
digelutinya, seorang wirausaha
harus memiliki kemampuan perencanaan
usaha, mengorganisasikan usaha,
visualisasikan usaha, mengelola usaha
dan sumber daya manusia, mengontrol
usaha, maupun kemampuan
mengintergrasikan operasi
perusahaanya yang kesemuanya itu adalah
merupakan kemampuan managerial yang
wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan
yang diperoleh
tetapi kegagalan uasaha yang
diperoleh.
11 Memiliki Kerampilan
Personal
Wirausahawan Andal.
Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri
dan cara-cara sebagai berikut:
Pertama Percaya
diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari
penghasilan dan keuntungan melalui
usaha yang dilaksanakannya.
Kedua, mau dan
mampu mencari dan menangkap peluang yang
menguntungkan dan memanfaatkan
peluang tersebut.
Ketiga, mau dan
mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan
barang dan jasa yang lebih tepat dan
effisien.
Keempat, mau dan
mampu berkomunikasi, tawar menawar dan
musyawarah dengan berbagai pihak,
terutama kepada pembeli.
Kelima, menghadapi
hidup dan menangani usaha dengan terencana,
jujur, hemat, dan disiplin.
Keenam, mencintai
kegiatan usahanya dan perusahaannya secara
lugas dan tangguh tetapi cukup
luwes dalam melindunginnya.
Ketujuh, mau dan
mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan
kapasitas perusahaan dengan
memanfaatkan dan memotivasi orang lain
(leadership/ managerialship) serta
melakukan perluasan dan
pengembangan usaha dgn resiko yang
moderat.
Faktor-faktor Yang Menyebabkan
Kegagalan Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana,
2003 : 44-45) ada beberapa
faktor yang menyebabkan wirausaha
gagal dalam menjalankan usaha
barunya:
1. Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak
memiliki kemampuan dan pengetahuan
mengelola usaha
merupakan faktor penyebab utama
yang membuat perusahaan
kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman baik dalam
kemampuan
mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia,
maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan
keuangan. Agar perusahaan dapat
berhasil dengan baik, faktor yang
paling utama dalam keuangan
adalah memelihara aliran kas.
Mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat.
Kekeliruan dalam memelihara aliran kas
akan menghambat operasional
perusahan dan mengakibatkan
perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari
suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan
mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis
merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan
sukar
beroperasi karena kurang efisien.
6. kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat kaitannya
dengan efisiensi dan efektivitas.
Kurang pengawasan dapat
mengakibatkan penggunaan alat tidak
efisien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang
sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha
akan mengakibatkan usaha
yang dilakukan menjadi labil dan
gagal. Dengan sikap setengah
hati, kemungkinan gagal menjadi
besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan
peralihan/transisi
kewirausahaan. Wirausaha yang
kurang siap menghadapi dan
melakukan perubahan, tidak akan
menjadi wirausaha yang berhasil.
Keberhasilan dalam berwirausaha
hanya bisa diperoleh apabila
berani mengadakan perubahan dan
mampu membuat peralihan
setiap waktu.
Sumber :
http://viewcomputer.wordpress.com/kewirausahaan/